Mau Tahu Cara Deteksi Denyut Jantung Anda Sehat atau Tidak ?
Jantung adalah organ tubuh yang sangat vital. Kemampuan kerja jantung sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara umum. Salah satu cara untuk mengetahui apakah aktivitas kita memiliki intensitas berat atau ringan adalah dengan mengukur detak jantung saat istirahat (resting heart rate).
Pada orang dewasa, jumlah detak jantung saat istirahat yang normal adalah antara 60 dan 100 per menit. Cara pengukuran yang paling mudah adalah dengan menghitung denyutannya melalui pergelangan tangan atau leher. Ukurlah saat sedang tidak melakukan aktivitas fisik. Walau angka yang lebih rendah dari itu bisa berarti Anda memiliki kebugaran kardiovaskular yang lebih baik dan kerja jantung lebih efisien, tapi ada juga bahayanya.
Di sisi lain, penelitian meta analisis, yang diterbitkan dalan Canadian Medical Association Jurnal, menemukan detak jantung saat istirahat yang lebih tinggi dari rata-rata dapat menyebabkan peningkatan resiko kematian akibat berbagai macam sebab, bukan hanya yang berkaitan dengan jantung. Peneliti dari Medical College of Qingdau University di Shandong, China, meneliti hal tersebut.
"Kaitan denyut jantung istirahat dengan risiko kematian dari semua sebab kardiovaskular berbeda dari faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada umumnya," katanya.
Untuk menentukannya, para peneliti mengamati 46 studi yang memantau tingkat jantung saat istirahat, usia, dan penyebab kematian.
Sekitar 40 studi melibatkan lebih dari satu juta pasien, 78.349 di antaranya meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Setelah menganalisa data, para peneliti menemukan peluang seseorang meninggal akibat berbagai sebab meningkat 9 persen untuk setiap tambahan 10 denyut per menit, sedangkan resiko kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat 8 persen untuk setiap tambahan 10 denyut per menit.
Para peneliti menemukan bahwa semakin tinggi detak jantung seseorang per menitnya, semakin besar pula peluang kematian mereka.
Mereka yang memiliki denyut jantung istirahat 80 per menit, misalnya, diketahui hampir 45 persen risiko kematiannya meningkat karena berbagai sebab, sementara mereka yang mempunyai denyut jantung istirahat 60 per menit, hanya memiliki 21 persen resiko lebih tinggi.
"Bukti yang ada tidak sepenuhnya menetapkan denyut jantung istirahat sebagai faktor resiko, tetapi tidak ada keraguan bahwa denyut jantung istirahat yang meningkat merupakan penanda status kesehatan yang buruk," kata rekan penulis Dr Dongfeng Zhang.
Para peneliti menyimpulkan bahwa kita harus memberi perhatian lebih pada denyut jantung istirahat. Selain itu, aktivitas fisik rutin juga sangat penting untuk menurunkan denyut jantung istirahat.
Meski begitu, penelitian ini diakui memiliki keterbatasan. Misalnya, mereka menemukan ada cara yang berbeda untuk mengukur denyut jantung istirahat, pengukuran pada malam hari memberi hasil yang lebih akurat daripada siang hari karena rendahnya aktivitas fisik ataupun mental.
Latihan kardiovaskular, seperti jalan cepat, jogging, atau bersepeda, dapat membantu tingkat detak jantung istirahat tetap normal. Mengelola tingkat stres baik juga disarankan. [sumber: tribunnews.com]
Pada orang dewasa, jumlah detak jantung saat istirahat yang normal adalah antara 60 dan 100 per menit. Cara pengukuran yang paling mudah adalah dengan menghitung denyutannya melalui pergelangan tangan atau leher. Ukurlah saat sedang tidak melakukan aktivitas fisik. Walau angka yang lebih rendah dari itu bisa berarti Anda memiliki kebugaran kardiovaskular yang lebih baik dan kerja jantung lebih efisien, tapi ada juga bahayanya.
Di sisi lain, penelitian meta analisis, yang diterbitkan dalan Canadian Medical Association Jurnal, menemukan detak jantung saat istirahat yang lebih tinggi dari rata-rata dapat menyebabkan peningkatan resiko kematian akibat berbagai macam sebab, bukan hanya yang berkaitan dengan jantung. Peneliti dari Medical College of Qingdau University di Shandong, China, meneliti hal tersebut.
"Kaitan denyut jantung istirahat dengan risiko kematian dari semua sebab kardiovaskular berbeda dari faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada umumnya," katanya.
Untuk menentukannya, para peneliti mengamati 46 studi yang memantau tingkat jantung saat istirahat, usia, dan penyebab kematian.
Sekitar 40 studi melibatkan lebih dari satu juta pasien, 78.349 di antaranya meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Setelah menganalisa data, para peneliti menemukan peluang seseorang meninggal akibat berbagai sebab meningkat 9 persen untuk setiap tambahan 10 denyut per menit, sedangkan resiko kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat 8 persen untuk setiap tambahan 10 denyut per menit.
Para peneliti menemukan bahwa semakin tinggi detak jantung seseorang per menitnya, semakin besar pula peluang kematian mereka.
Mereka yang memiliki denyut jantung istirahat 80 per menit, misalnya, diketahui hampir 45 persen risiko kematiannya meningkat karena berbagai sebab, sementara mereka yang mempunyai denyut jantung istirahat 60 per menit, hanya memiliki 21 persen resiko lebih tinggi.
"Bukti yang ada tidak sepenuhnya menetapkan denyut jantung istirahat sebagai faktor resiko, tetapi tidak ada keraguan bahwa denyut jantung istirahat yang meningkat merupakan penanda status kesehatan yang buruk," kata rekan penulis Dr Dongfeng Zhang.
Para peneliti menyimpulkan bahwa kita harus memberi perhatian lebih pada denyut jantung istirahat. Selain itu, aktivitas fisik rutin juga sangat penting untuk menurunkan denyut jantung istirahat.
Meski begitu, penelitian ini diakui memiliki keterbatasan. Misalnya, mereka menemukan ada cara yang berbeda untuk mengukur denyut jantung istirahat, pengukuran pada malam hari memberi hasil yang lebih akurat daripada siang hari karena rendahnya aktivitas fisik ataupun mental.
Latihan kardiovaskular, seperti jalan cepat, jogging, atau bersepeda, dapat membantu tingkat detak jantung istirahat tetap normal. Mengelola tingkat stres baik juga disarankan. [sumber: tribunnews.com]
Komentar
Posting Komentar